Abdurrahman Farih — Hafal Al-Qur’an di usia 3 tahun
Dalam dunia hafidz, sosok Abdurrahman Farih merupakan sosok yang sudah tidak terasa asing di telinga kita. Bagaimana tidak, di usianya yang baru 3 tahun, dia sudah mampu menghafalkan 30 juz Al-Qur’an. Sangat mengagumkan, bukan?
Abdurrahman Farih mengjafalkan Al-Qur’an secara mandiri, yaitu melalui TV al-Afasy, yang sejak kelahirannya hingga di usianya saat itu selalu menemani hari-harinya. ia sangat menggemari saluran TV yang selalu menyiarkan bacaan Al-Qur’an tersebut. Bahkan, ketika orng tuanha ingin memindah channel yang ditontonnya itu, ia seringkali menolaknya.
Dari sebuah wawancara yang dilakukan, ibu dari Abdurrahman Farih menuturkan bahwa putranya sebenarnya sudah terlihat hafal pada usia dua tahun, di saat baru bisa bicara. Dari aspek perkembangannya, bicaranya memang sangat terlambat, yakni baru di usia 2 tahun. Namun, menakjubkannya, ia bisa bicara sekaligus hafal Al-Qur’an.
Ketika ibunya ditanya oleh wartawan tentang amalan yang dilakukan sehingga memiliki ‘bocah ajaib’ itu, ia berkata, “Saat mengandung Farih, tidak henti-hentinya sy membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas, terutama di hari Jum’at. Selain itu, juga saya tambah surat Al-Kahfi dan Al-Mulk. Setelah ia lahir, setiap hari saya bacakn do’a harian, pagi dan sore, seraya meniupkannya pada si bayi. Bahkan, sering pula saya tidak terasa tertidur ketika membaca doa-doa tersebut.”
Kita dapat belajar dari kisah hidup sang ibu dalam merealisasikan harapan terbaik bagi anaknya. Sehingga dari sejak mengandung pun sang ibu sudah memberika stimulus untuk calon bayinya. Dan, ketulusan doa ibu merupakan satu modal sangat berharg bagi kehidupan anak-anaknya. Al-Qur’an yang dibaca oleh orang tua akan menjelma menjadi cahaya, yang akan merasuk ke seluruh penjuru rumah dan bersarang ke dalam relung hati serta otak anak-anak mereka.
Siapapun yang melihat Abdurrahman Farih tentu merasa gemas lantaran wajahnya yang begitu imut, matanya yang berbinar, senyumnya yang polos, raut mukanya yang bersih, serta polahnya yang ceria. Abdurrahman Farih bukanlah anak biasa. Ia menjadi anak yang mempunyai kemampuan istimewa. Bahkan sebagian orang menyebutnya dengan julukan at thiflu al mu’jizah atau bocah mukjizat. Tentu saja mukjizat tidak dalam arti yang sebenarnya, hanya sebagai simbol bahwa dia adalah anak yang mempunyai keistimewaan yang jarang dimiliki oleh anak seumurannya.
Kisah diatas diambil dari tulisan Dra. Hj. Ida Zusnani dalam bukunya Masih Bocah Tapi Hafal & Paham Al-Qur’an. Yang diterbitkan oleh Kamea Pustaka, Januari 2013.
Betapa menggetarkan hati ketika kita membaca hal diatas. Sebagai orang tua, kita tentu ingin memberikan yang terbaik bagi putra putri kita. Pasti. Semoga Allah senantiasa memampukan kita untuk menjaga amanah yang Dia titipkan pada kita yaitu anak-anak kita.
Di era yang modern saat ini, banyak sekali sarana yang dapat menjadi alat kita dalam memperkenalkan Al-Qur’an pada anak sedini mungkin. Jika kita mengoptimalkan kemampuan yang kita miliki, tentu dengan do’a yang tulus berpasrah kepada Allah SWT, insyaAllah Allah akan memberikan jalan bagi kita untuk mewujudkan cita-cita kita, termasuk mendidik dan mengajari anak-anak kita tentang Al-Qur’an. Aamiin…